Rabu, 02 Mei 2018

Selamat Hari Pendidikan Nasional Indonesia 2018

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA 2018




Liberalisme sebagai bagian dari globalisasi ekonomi kapitalisme telah jauh mempengaruhi paradigma pendidikan Indonesia. Akibatnya, pendidikan menyeret peserta didik pada arus besar sistem developmentalisme dan persaingan pasar dunia yang hanya berorientasi pada materi. Pendidikan tak lebih hanya sebagai medium mencetak generasi muda "SIAP PAKAI, SIAP KERJA, SIAP JADI BURUH" untuk kebutuhan Work Market/Pasar Kerja di dalam maupun luar negeri.

Kuatnya pengaruh filasafat positivisme dalam pendidikan saat ini dalam kenyataannya sangat mempengaruhi pandangan pendidikan terhadap manusia, dan masyarakat begitu pula pandangan manusia terhadap kehidupan, alam semesta dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Prinsip dan metode yang dikembangkan dalam praktek pendidikan yang diwarisi dari positivisme seperti realis, yang meliputi materialis, naturalis, mekanis, pragmentaris, value free, dan determinis, kemudian objektivis, dualis, dan eksperimen sangat terasa pengaruhnya dalam kehidupan. Pendidikan dan pelatihan dalam positivistik bersifat fabrikasi dan mekanisasi untuk memproduksi keluaran pendidikan yang “siap pakai” disesuaikan dengan kebutuhan dengan “pasar kerja (work market)”. 

Kemudian di sisi lain dengan agenda liberal, pendidikan juga tidak mungkin mampu melahirkan kesadaran untuk mempertanyakan tentang relasi pendidikan dengan kekuasaan. Padahal Michel Foucault pernah mengungkapkan bahwa pendidikan akan selalu berelasi dengan kekuasaan dimana tidak ada pendidikan tanpa kekuasaan dan begitu pula sebaliknya tidak ada kekuasaan tanpa pendidikan.

Itu artinya, pendidikan bukanlah aktivitas yang bebas nilai melainkan dia hanyalah sebagai komponen penopang status quo (Paulo Freire) dan inilah yang menjadi salah satu masalah demokratisasi. Tanpa mempertanyakan hal-hal tersebut di atas, pendidikan bukannya berhasil menjawab akar dari semua permasalahan yang terjadi di masyarakat tetapi justru berkontribusi dalam melanggengkan akar permasalahan tersebut (paradigma liberal) disebabkan karena pendidikan yang telah terhegemoni oleh paradigma liberal merupakan bagian pendukung terjadinya ketimpangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang melahirkan dominasi, eksplotasi, penindasan dan diskriminasi.

Dengan agenda liberal seperti itu, maka jelas tidak memungkinkan bagi pendidikan untuk menciptakan ruang (space) bagi terwujudnya sistem pendidikan yang secara lebih kritis mempertanyakan tentang struktur dan strata ekonomi, politik, sosial, budaya, ideologi, gender, dan hak azasi mansuia kaitannya dengan posisi atau eksistensi pendidikan.


Sudahkah ada usaha sistematis agar dapat kembali meletakkan pendidikan sebagai proses Memanusiakan Manusia dan proses transformasi dalam keseluruhan dimensi kehidupan ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar